Kamis, 05 November 2015

Sebuah Ingatan Masa lalu

Sudah lama tak mengingat tentangmu
Mengingat segala kebersamaan kita
Mengingat segala kebahagiaan kita
Mengingat segala kerumitan kisah kita

Sudah lama tak melihat lagi wajahmu
Mata yang khas
Dan wajah sendumu seakan bisa meluluhkan hatiku

Sudah lama tak mendengar suaramu
Suaramu yang khas
Suara yang selalu mampu menenangkan hati
Suara yang terkadang membuat diriku jengkel
Suara yang terkadang pula begitu lembut dan begitu dalam
Suara yang begitu ku rindukan saat ini

Sudah lama tak mendengar ceritamu
Masih teringat dahulu ketika kau banyak bercerita padaku
Membayangkan ekspresimu saat kita bercengkrama melalui telepon, semalam suntuk
Saat ketika kamu harus bisa menebak perasaanku saat aku tidak bercerita lagi berbagai macam hal padamu

Sudah lama tak melihat senyumanmu
Ya, Senyuman paling manis yang pernah aku lihat di saat masa sekolah dulu
Senyuman yang hangat
Senyuman yang kadang aku sendiri tak pernah dapat mengartikan nya itu
Senyum yang selalu ku hindari dari pandanganku
Aku takut jatuh terlalu dalam….
Ya, senyum yang menurutku sangat berbahaya
Senyum yang mungkin akan memikat laki-laki lain yg melihatnya
Ah akan tetapi sudahlah senyuman itu bukan milikku lagi sekarang

Sudah lama tak menggenggam tanganmu
Tangan yang dahulu selalu menggenggam tanganku erat
Namun sangat pas untuk disandingkan dengan tangan milikku
Tangan yang begitu ingin selalu ku genggam
Tangan yang saat ini tak dapat ku raih kembali

Sudah lama tidak memeluk tubuhmu
Masih teringat pelukan yang kau lancarkan saat itu
Hangat, apakah aku berada di tempat paling nyaman di dunia?
Pelukan yang mungkin bisa meredam semua emosi, rasa jengkel dan rasa jenuh kita
Aku tidak terkejut
Aku hanya merasa kehilangan

Sudah lama sekali rasanya tak mengingat tentangmu
Lega ketika akhirnya mimpi tentangmu kembali muncul
Lega ketika akhirnya bisa kembali menatap wajahmu walaupun hanya dalam hitungan detik
Ya hanya mimpi biasa yang tergambarkan saat malam menghampiri hidupku

Sayangnya ketika aku tersadar kembali dari tidurku…..
…..aku tak dapat mengingat apapun tentangmu dan juga mimpi itu
Semua peristiwa yang pernah kita alami dahulu hilang tidak berbekas dalam ingatanku
Semua seolah tidak pernah terjadi
Semua seolah hanya film yang kembali terputar ulang dalam mimpiku
Hanya dalam mimpi aku dapat mengingatmu

Ku tulis ini saat aku masih sempat untuk mengingatmu dari serpihan mimpi yang berhasil terekam dalam memori ingatanku
Tulisan yang mungkin hanya saat ini aku bisa menumpahkannya
Tulisan yang mungkin besok pasti sudah ku lupakan lagi
Tulisan yang pastinya tidak akan pernah bermakna bagi dirimu

Namun, percayalah sekarang aku bahagia bersama seseorang yang hampir tidak ku ketahui asal usul nya

Yang kita tidak pernah tau akan kedatangan nya
Yang meski begitu, aku hampir menyayangi diri nya. Tulus. Kamu tau aku
Kini yang tersisa hanya bekas luka dalam yang pernah kau sematkan di hati kecil ini

“Ah, betapa sudah lamanya aku tak mengingat tentangmu~

Rabu, 04 November 2015

Langit mendung

Kita dulu itu seperti awan mendung yang membawa rintik rintik hujan.

Aku adalah awannya.

Yang menyediakan semua tempat untuk air hujan berlindung. Memberikan kehangatan serta ruang yang nyaman, sehingga kamu selalu aman di bawa ke mana-mana. Sekalipun terkadang rasanya berat dan sesak, tetapi aku tak pernah mengeluh. Aku bangga bisa membawamu ke mana-mana. Aku senang bisa selalu mendekapmu, dan dibuat seolah akan hidup selamanya denganmu.

Dan engkau adalah hujan.

Yang muncul entah dari mana asalnya, membawa banyak harapan, yang ingin selalu kugenggam.

Kamu terasa dingin sekaligus hangat. Keras sekaligus lembut.

Sayangnya kamu tidak pernah bisa digenggam, tanpa diketahui kapan bisa  menetap lama di sebuah ruang.

Dan saat sang waktu bertiup membawa ke manapun kita mau, kamu tiba-tiba pergi.

Jatuh begitu saja ke bumi, tanpa melihat, tanpa sepatah kata, dan membawa semua harapan itu pergi. Hampa sudah aku rasanya, tidak ada yang kupeluk, tidak ada yang kudekap lagi.

Aku sendirian…

Namun begitu waktu kembali meniupku, aku sadar… aku menjadi awan yang putih dan ringan. Yang bahagia di antara sinar mentari. Dan perlahan aku juga mulai melupakanmu.

Membiarkanmu yang tadinya jatuh entah ke mana di pelukan bumi, dan memberikan harapannya pada orang lain

Kita dulu itu ibarat awan mendung yang membawa titik-titik hujan.
Aku adalah awannya.
Yang menyediakan semua tempat untuk air hujan berlindung. Memberikan kehangatan serta ruang yang nyaman, sehingga kamu selalu aman di bawa ke mana-mana. Sekalipun terkadang rasanya berat dan sesak, tetapi aku tak pernah mengeluh. Aku bangga bisa membawamu ke mana-mana. Aku senang bisa selalu mendekapmu, dan dibuat seolah akan hidup selamanya denganmu.
Dan engkau adalah hujan.
Yang muncul entah dari mana asalnya, membawa banyak harapan, yang ingin selalu kugenggam.
Kamu terasa dingin sekaligus hangat. Keras sekaligus lembut.
Sayangnya kamu tak pernah bisa digenggam, tanpa diketahui kapan bisa tinggal lama di sebuah ruang.
Dan saat sang waktu bertiup membawa ke manapun kita mau, kamu tiba-tiba pergi.
Jatuh begitu saja ke bumi, tanpa menoleh, tanpa sepatah kata, dan membawa semua harapan itu pergi. Hampa sudah aku rasanya, tak ada yang kupeluk, tak ada yang kudekap lagi.
Aku sendirian…
Namun begitu waktu kembali meniupku, aku sadar… aku menjadi awan yang putih dan ringan. Yang bahagia di antara sinar mentari. Dan aku juga mulai melupakanmu.
Membiarkanmu yang tadinya jatuh entah ke mana di pelukan bumi, memberikan harapannya pada orang lain
- See more at: http://little-lazy-me.tumblr.com/#sthash.IDjbseDU.dpufa
Kita dulu itu ibarat awan mendung yang membawa titik-titik hujan.
Aku adalah awannya.
Yang menyediakan semua tempat untuk air hujan berlindung. Memberikan kehangatan serta ruang yang nyaman, sehingga kamu selalu aman di bawa ke mana-mana. Sekalipun terkadang rasanya berat dan sesak, tetapi aku tak pernah mengeluh. Aku bangga bisa membawamu ke mana-mana. Aku senang bisa selalu mendekapmu, dan dibuat seolah akan hidup selamanya denganmu.
Dan engkau adalah hujan.
Yang muncul entah dari mana asalnya, membawa banyak harapan, yang ingin selalu kugenggam.
Kamu terasa dingin sekaligus hangat. Keras sekaligus lembut.
Sayangnya kamu tak pernah bisa digenggam, tanpa diketahui kapan bisa tinggal lama di sebuah ruang.
Dan saat sang waktu bertiup membawa ke manapun kita mau, kamu tiba-tiba pergi.
Jatuh begitu saja ke bumi, tanpa menoleh, tanpa sepatah kata, dan membawa semua harapan itu pergi. Hampa sudah aku rasanya, tak ada yang kupeluk, tak ada yang kudekap lagi.
Aku sendirian…
Namun begitu waktu kembali meniupku, aku sadar… aku menjadi awan yang putih dan ringan. Yang bahagia di antara sinar mentari. Dan aku juga mulai melupakanmu.
Membiarkanmu yang tadinya jatuh entah ke mana di pelukan bumi, memberikan harapannya pada orang lain
- See more at: http://little-lazy-me.tumblr.com/#sthash.IDjbseDU.dpuf

Entri Populer